SOP Budidaya Cacing ANC (African Night Crawler)
Tiga alasan penting mengapa budidaya cacing itu penting:
Cacing adalah anugerah alam untuk menjaga keseimbangan alam.
Cacing dibutuhkan di berbagai bidang seperti pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan manusia, dan kelestarian lingkungan.
Cacing adalah bahan baku industri dengan tiga fungsi penting: memacu pertumbuhan, meningkatkan imunitas, dan merangsang nafsu makan.
Kemudahan budidaya cacing:
Mudah dalam kegiatan budidayanya.
Mudah dalam pengaturan waktunya.
Prinsip kemerdekaan dalam budidaya cacing:
Indukan cacing hanya sekali saja dalam proses budidaya.
Pakan dan media berlimpah di lingkungan sekitar.
Tempat budidaya bisa dimana saja.
Cacing memberikan manfaat dalam segala bidang.
Delapan hal penting tentang cacing:
Cacing adalah hewan hermafrodit (kelamin ganda).
Cacing berkembang biak dengan cara bertelur.
Cacing dewasa berusia dua bulan dan masa produktifnya sekitar delapan bulan.
Usia biologis cacing sekitar dua tahun.
Cacing memakan bahan-bahan organik dengan cara ditelan atau dihisap.
Cacing bernafas dengan kulit.
Cacing sangat sensitif dengan cahaya.
Cacing nyaman di permukaan tanah yang lembap, gembur, dan teduh.
Dua pola umum budidaya cacing:
Sistem Laza (langsung dipermukaan tanah).
Sistem Bertingkat (Rak).
Sistem Laza:
Kolam batu bata:
Ukuran: 1 meter x 8 meter.
Ketinggian: 15-20 cm (3-4 bata).
Alas: Tanah (sebaiknya), semen, paving, atau batu.
Atap: Paranet, terpal, kain, atau genteng.
Tebal media awal: 5 cm.
Bibit: 20 kg untuk 1 meter x 8 meter.
Target panen: 40-50 kg per bulan setelah 3-4 bulan.
Lingkungan terbuka (area Sengon):
Ukuran dan ketinggian sama dengan kolam batu bata.
Alas: Tanah.
Atap: Daun Sengon atau paranet.
Tebal media awal: 5-10 cm.
Bibit: 20 kg.
Target panen: 50 kg per bulan.
Pola glutan tanpa batas tepi kolam:
Ukuran dan ketinggian sama.
Alas: Tanah.
Atap: Paranet atau peneduh lain.
Tebal media awal: 5-10 cm.
Bibit: 20 kg.
Media: Kotoran sapi yang sudah lama.
Target panen: 50 kg per bulan.
Sistem Bertingkat:
Apartemen cacing (Hotel cacing):
Ukuran: 9 x 10 meter, menampung 1,3 ton cacing.
Kotak: 50 cm x 60 cm.
Ketinggian kotak: 10-15 cm.
Alas: Semen.
Atap: Tertutup (asbes, galvalum, dll).
Jarak antar rak: 25 cm.
Tebal media awal: 5-6 cm.
Bibit: 2 kg per kotak.
Potensi panen: 2 kg per kotak per bulan.
Papan kayu:
Ukuran: 1 meter x 3 meter.
Lebar papan: 12 cm.
Jarak susun: 25 cm.
Alas: Papan Sengon dilapisi plastik atau sak.
Atap: Tertutup (asbes, galvalum, dll).
Tebal media: 5-8 cm.
Bibit: 8 kg per kotak (5 susun = 40 kg).
Potensi panen: 40-80 kg per bulan.
Kotak kayu atau kotak telur:
Ukuran: 40 cm x 50 cm.
Ketinggian kotak: 10-12 cm.
Alas: Papan kayu dilapisi plastik atau sak.
Atap: Asbes, galvalum, genteng.
Tebal media awal: 5-8 cm.
Bibit: 1 kg per kotak.
Potensi panen: 1 kg per kotak per bulan.
Keranjang buah:
Ukuran dan ketinggian sama dengan kotak kayu.
Harus dilapisi plastik atau terpal.
Atap: Asbes, genteng, galvalum.
Tebal media: 5-8 cm.
Potensi panen: 1 kg per kotak per bulan.
Ember plastik:
Diameter minimal: 40 cm.
Alas dilubangi kecil.
Atap: Genteng.
Tebal media: Sama.
Potensi panen: 1 kg per ember per bulan.
Media budidaya cacing adalah bahan organik.
Contoh media umum:
Baglog jamur:
Sumber: Peternak jamur.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Buka plastik, remas, bisa dicampur ampas tahu (1:1), tebar ke media, simpan lama, beri setiap 2 hari sekali.
Kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, kelinci, bebek):
Sumber: Peternak.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Kotoran sapi sebaiknya lebih dari sehari, bisa langsung ditebar atau dicampur air (1:1) lalu sebarkan. Bisa dicampur ampas tahu dan limbah rumah tangga.
Debog pisang:
Sumber: Pohon pisang sekitar.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Cincang, bisa segar atau busuk, campur dengan bahan lain (nasi busuk, katul).
Kokopit (limbah sabut kelapa):
Sumber: Pengrajin keset, sapu.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Dijemur/diangin-anginkan dulu, tebar ke media, campur pakan lain, siram untuk jaga kelembaban.
Limbah onggok (dari pohon aren):
Sumber: Home industry tepung.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Pilih yang tidak banyak serat, tebar ke permukaan media, campur dengan bahan lain.
Jerami padi:
Sumber: Lahan sawah.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Potong-potong (2-5 cm), tebar ke media. Jerami lapuk lebih disukai cacing, bisa dicampur ampas tahu.
Kompos dedaunan:
Sumber: Sekitar hutan Jati, bambu.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Jika segar, cincang lalu komposkan alami. Jika sudah lapuk, tebar langsung ke media.
Blotong tebu:
Sumber: Pabrik gula.
Manfaat: Mengandung gula, glukosa, karbohidrat.
Cara pemberian: Ambil yang permukaan (dingin), bisa ditebar langsung atau dikuburkan dengan air, campur katul atau ampas kelapa.
Limbah kelapa sawit:
Sumber: Perkebunan kelapa sawit.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Ambil yang sudah lapuk.
Limbah serbuk kayu (grajen):
Sumber: Penggergajian kayu.
Manfaat: Media dan pakan.
Cara pemberian: Pilih yang lembut, cuci dengan air mengalir, angin-anginkan/jemur, bisa dicampur kotoran hewan (1:1).
Pakan cacing adalah pakan pembantu, tidak wajib ada.
Contoh pakan pembantu/suplemen:
Limbah rumah tangga/dapur:
Sumber: Dapur rumah, tetangga.
Manfaat: Pakan tambahan/suplemen.
Cara pemberian: Dicacah/diremas, masukkan kresek, inapkan semalam agar lunak/busuk. Semua jenis limbah dapur bisa (nasi basi, sayuran, lauk, tahu, tempe, daging, sambal).
Limbah pasar/warung:
Sumber: Pasar, warung, rumah makan.
Manfaat: Pakan tambahan.
Cara pemberian: Dicacah, campur, remas, masukkan kresek, inapkan 1-2 hari. Semua jenis limbah pasar bisa (kulit buah, sayur busuk, daging, ikan). Sayuran sebaiknya dicuci/direbus dulu.
Limbah kulit pisang:
Sumber: Pasar, warung gorengan.
Manfaat: Pakan tambahan.
Cara pemberian: Dicacah, busukkan, inapkan 1-2 malam, tebarkan ke media.
Limbah ampas kelapa:
Sumber: Pasar, warung kue, dapur.
Manfaat: Pakan tambahan/suplemen.
Cara pemberian: Yang sudah diinapkan (sebaiknya), campur dengan pakan lain (ampas tahu, katul), tebarkan ke media.
Ampas tahu:
Sumber: Pabrik tahu, home industry tahu.
Manfaat: Pakan tambahan/suplemen.
Cara pemberian: Sebaiknya yang masih baru (1-3 hari), bisa langsung tebar, campur bahan lain (katul, nasi basi, kulit pisang).
Katul:
Sumber: Toko pertanian/peternakan, gudang pakan ternak.
Manfaat: Pakan bantu/suplemen.
Cara pemberian: Tebar tipis-tipis, bisa direbus dulu, campur pakan lain.
Limbah roti:
Sumber: Home industry roti.
Manfaat: Pakan tambahan.
Cara pemberian: Campur dengan bahan makanan lain (nasi basi, ampas kelapa, ampas tahu).
Limbah jamu:
Sumber: Home industry jamu.
Manfaat: Pakan tambahan.
Cara pemberian: Bisa langsung tebar, simpan dulu, busukkan dulu, campur pakan lain.
Limbah dari jus buah:
Sumber: Jus buah.
Manfaat: Makanan tambahan.
Cara pemberian: Bisa langsung disebarkan ke media atau dicampurkan dengan bahan-bahan yang lain.
Enam langkah dasar perawatan:
Persiapan media awal:
Kondisi lembab (tidak terlalu basah, tidak terlalu kering).
Kotoran hewan tidak boleh baru (minimal 7 hari).
Media sebaiknya alami (bukan hasil fermentasi).
Kondisi media gembur.
Pencampuran media lebih dari satu jenis lebih bagus.
Ketebalan media awal: 5-8 cm.
Lingkungan cacing dilengkapi dulu agar lebih dingin dan lembab.
Penebaran indukan cacing:
1 m2 = 2,5 kg indukan.
Penebaran merata.
Cacing masuk ke media kurang dari 30 menit (jika tidak, ada masalah di media).
Pemberian pakan cacing:
Cara basah: Campur pakan dengan air (1:1), berikan merata.
Cara kering: Tabur langsung.
Kebutuhan pakan: 5-10% dari populasi cacing per hari.
Penyiraman media:
Tujuan: Menjaga kelembaban, membuat cacing nyaman.
Air: Sumur, PDAM, sungai, air kolam lele.
Jangan terlalu basah agar media tidak cepat memadat.
Penggemburan media:
Tujuan: Merangsang cacing aktif, meningkatkan sirkulasi udara, merangsang pertumbuhan fisik cacing.
Sistem rak/kotak: Setiap 2 minggu, balik media.
Sistem laza/bed: Cukup di area permukaan.
Pengasingan media:
Tujuan: Mengambil kotoran cacing.
Sistem rak/kotak: Bersamaan dengan penggemburan, ambil 30-50% permukaan media, tambahkan media baru.
Sistem bed: Setelah media > 40 cm, ambil 5-10 cm permukaan media setiap 3-4 bulan sekali.
Dua kategori hama:
Hama kompetitor: Memperebutkan makanan (semut hitam, semut merah, kutu tanah, orong-orong, anak rayap, belatung). Tidak memakan cacing, hanya memakan cacing yang mati/luka.
Hama predator: Memakan cacing (ayam, bebek, burung, tikus, kodok, kadal).
Menset terhadap hama:
Hama tidak dapat dihindari, tapi bisa diminimalisasi.
Gangguan hama tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap perkembangan cacing.
Hukum alam: Perkembangan cacing normal akan menekan perkembangan hama lain.
Antisipasi terhadap hama:
Menjaga tempat budidaya tetap rapi dan bersih.
Pada sistem bertingkat, kaki-kaki rak dikasih oli/air/temped.
Persiapan racun tikus atau perangkap.
Budidaya di lahan terbuka: Buat paranet/jaring.
Pengkajian secara teratur untuk mengurangi populasi hama kompetitor.
Media dijemur dulu atau dikasih air panas sebelum digunakan.
Panen dilakukan setelah 3-4 bulan masa pengembangbiakan.
Panen dilakukan setiap bulan dengan mengambil 50% dari populasi cacing.
Populasi cacing yang diambil sebaiknya yang ada di area pinggir.
Pemisahan cacing dari media cukup menggunakan peralatan (kuas/sapu/kayu) tanpa dicuci.
Waktu panen terbaik: Pagi hari (cacing naik ke permukaan).
Penimbangan dan pengemasan:
Standar penimbangan: 5 kg.
Tambahkan media lagi (1-1.5 kg).
Kemas dalam kantong kain (40 cm x 70 cm).
Jahit dengan cara obras.
Ikat rapat.
Kantong jangan terlalu kecil.
Pori-pori kain dipastikan aman.
Packing akhir dan pengiriman:
Kantong kain ditaruh di keranjang buah/kotak kayu.
Bagian sisi keranjang diikat.
Jarak tempuh pengiriman yang aman: Maksimal 2 hari.
Pengiriman lebih dari 2 hari: Perlu media cadangan untuk pergantian media di tengah jalan.
Sistem tandon/panen bertahap:
Diperlukan jika mau kirim cacing dalam jumlah banyak.
Ukuran tandon: 50-60 cm (mampu menampung 5 kg cacing).
Periode penyimpanan: Aman 7 hari (lebih dari itu terjadi penyusutan).
Jika lebih dari 7 hari: Kurangi media dan ganti dengan media baru.
Integrasi cacing di bidang pertanian:
Budidaya cacing di bawah pohon Sengon:
Sistem: Glutan langsung.
Pakan: Kotoran hewan, blotong, serasah daun Sengon.
Cacing dengan perkebunan pepaya:
Sistem: Glutan di bawah pohon pepaya.
Media: Jerami, kompos daun.
Cacing dengan perkebunan pisang:
Sistem: Glutan di bawah pohon pisang.
Pakan: Debog pisang, kotoran sapi, kompos daun pisang.
Integrasi cacing di bidang peternakan:
Cacing dengan ayam:
Sistem: Hamparan.
Media: Kotoran ayam yang sudah lama, gajian kayu, kokopit, sekam.
Pakan: Kotoran ayam yang baru/lama, katul, limbah dapur, ampas tahu.
Cacing dengan kambing:
Sistem: Hamparan di bawah kandang.
Media: Kotoran kambing yang sudah lama, kecil kayu.
Pakan: Kotoran kambing yang baru/lama, katul, limbah dapur, ampas tahu.
Cacing dengan sapi:
Sistem: Glutan atau Parit/selokan di area pembuangan kotoran sapi.
Media: Konsep yang sudah lama ditambah gajian kayu.
Pakan: Kotoran sapi yang baru atau lama.
Integrasi cacing di bidang perikanan:
Cacing dengan lele:
Cacing ditempatkan di sebelah kolam lele.
Air kolam lele digunakan untuk menyiram cacing.
Kotoran lele adalah makanan favorit cacing.
Produk cacing dibagi dua kelompok:
Produk Primer: Asli cacing tanpa campuran.
Cacing segar.
Cacing kering.
Cacing tepung.
Cacing pasta.
Minyak cacing (cacing oil).
Vermikompos (kascing).
Cacing cair (asam amino).
Produk Turunan: Cacing dicampur bahan lain.
Biotron untuk kesehatan/herbal.
Kopi angkung.
Fermete teh cacing.
Kapsul cacing (vermint).
Prospek pasar dalam negeri:
Amigo untuk semen peternakan (ayam, bebek, ruminansia): Kebutuhan 4-5 ton per bulan.
Tepung cacing/cacing kering untuk herbal/farmasi: Potensi 3-4 ton cacing kering per bulan.
Tepung cacing untuk pakan udang: Target 1 ton tepung cacing per bulan.
Pakan anakan (cacing pasta): Potensi 1 ton cacing pasta per bulan.
Pasar luar negeri:
Vermikompos: Rutin dikirim ke Timur Tengah.
Ekspor ke Cina: 1200 ton selama 10 bulan (Juni-Februari 2023).
Persiapan pengiriman ke Nigeria dan Brunei Darussalam.
Rencana membuat asam amino powder untuk ekspor.
Tiga kelompok Mitra:
Mitra Budidaya: Membantu suplai bahan baku cacing segar.
Harga penerimaan: Rp20.000 per kg.
Omzet: Rp2 juta - Rp20 juta per bulan.
Skema: Registrasi, kembangkan indukan selama 4 bulan, setor rutin, pembayaran tanggal 1 dan 15.
Paket: Indukan cacing 40 kg, enzim 5 liter, KTA dan MOU = Rp2.500.000.
Potensi panen: 100 kg per bulan = income Rp2 juta per bulan.
Mitra Produksi: Membuat produk olahan (cacing kering, tepung, asam amino).
Mitra Pemasaran: Mempromosikan dan mengembangkan pasar produk cacing.
Pilihan setelah 2 tahun kerjasama:
Mandiri.
Perpanjangan biasa.
Pindah paket yang lebih besar.